Oleh : Yusuf Jabung
Islam sangat menganjurkan
pemeluknya untuk berinfaq. Anjuran yang bahkan pada bagian awal surah
Al-Baqarah telah disebutkan oleh Allah subhaanahu wa ta’aala menggambarkan
salah satu karakter utama orang bertaqwa.
“Alif Laam Miim. Kitab
(Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan
meng-infaq-kan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”(QS
Al-Baqarah ayat 1-3)
Dalam ayat di atas Allah
ta’aala menyebutkan karakter muttaqin yang biasa berinfaq bersama karakternya
yang rajin menegakkan sholat. Di dalam Al-Qur’an hampir selalu karakter menegakkan
sholat dan mengeluarkan infaq disebutkan dalam suatu rangkaian berpasangan. Hal
ini mudah dimengerti sebab ajaran Islam selalu menekankan keseimbangan dalam
segala sesuatu. Islam bukan semata ajaran yang mewujudkan hubungan antara hamba
dengan rabbnya atau hablum minAllah, tetapi juga hubungan antara hamba dengan
sesama hamba atau hablum minan-naas.
Uniknya lagi, di dalam ajaran
Islam bila suatu perintah Allah ta’aala dilaksanakan, maka bukan saja hal itu
menunjukkan kepatuhan seorang hamba akan rabbnya, melainkan dijamin bakal
mendatangkan manfaat bagi si hamba. Ini yang disebut dengan fadhilah atau
keutamaan suatu ’amal-perbuatan.
Salah satu contohnya bila
seseorang ingin meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’aala maka di antara
fadhilah yang akan ia peroleh adalah penambahan ilmu dari Allah ta’aala, jalan
keluar kesulitan hidupnya serta rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.
”Dan bertakwalah kepada
Allah; Allah (akan) mengajarmu.” (QS AlBaqarah ayat 282)
”Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya
rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq ayat 2-3)
Demikian pula dengan
berinfaq. Allah ta’aala menjanjikan fadhilah di balik kedermawanan seseorang
yang rajin berinfaq.
“Katakanlah,
"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang
dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah
akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’
ayat 39)
Bahkan dalam sebuah hadits
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keuntungan yang bakal diraih
seseorang yang rajin berinfaq di pagi hari sekaligus kerugian yang bakal
dideritanya bilamana ia tidak peduli berinfaq di pagi hari.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam
bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali
turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya
Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi
berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR
Bukhary 5/270)
Pembaca yang budiman, marilah
kita galakkan berinfaq di pagi hari agar malaikat mendoakan kelapangan rizqi
yang memang sangat kita perlukan untuk memperlancar ibadah, amal sholeh, da’wah
dan jihad kita di dunia. Dan jangan biarkan ada satu pagipun yang berlalu tanpa
berinfaq sebab itu sama saja kita mengundang kerusakan dalam hidup sebagaimana
doa malaikat yang satunya di setiap pagi hari.
Ketahuilah, bukan banyaknya
jumlah infaq yang penting melainkan kontinuitas-nya. Lebih baik berinfaq
sedikit namun konstan terus-menerus daripada berinfaq dalam jumlah besar namun
hanya sekali setahun atau seumur hidup. Orang yang konstan berinfaq tidak bakal
dipengaruhi oleh musim. Dalam masa paceklik tetap berinfaq, dalam masa panen
tentu lebih pasti.
*)
0 komentar:
Posting Komentar